Sulawesi dari Kacamata Biologi dan Geologi: Surga bagi Ratusan Spesies Baru
By Celebica - Mei 28, 2020
Pembentukkan pulau Sulawesi yang berasal dari lempeng
tektonik benua Asia dan Australia (Sumber: Hall 1995)
|
Jika
kita diskusi tentang pulau Sulawesi menggunakan kacamata biologi, tidak dapat
dipungkiri Sulawesi memang memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri.
Sebagai bagian dari daerah Wallacea, salah satu Biodiversity Hotspot terbesar di Indonesia, Sulawesi tentunya
memiliki keanekaragaman fauna edemik yang tinggi (Myers et al. 2000).
Fauna endemik artinya fauna yang hanya ditemukan di daerah tertentu dan tidak
ditemukan di tempat lain. Endemisme merupakan gejala yang dialami oleh suatu
organisme yang membuat organisme tersebut menjadi unik pada suatu lokasi
geografis
tertentu, seperti pulau Sulawesi.
Bagaimana
kemudian pulau Sulawesi bisa menjadi unik? Mari kita ganti sejenak kacamata
biologi kita menjadi kacamata geologi. Jadi, keberadaan suatu organisme di
suatu lokasi tertentu sangat dipengaruhi oleh proses geografis yang terjadi
puluhan juta tahun yang lalu di lokasi tersebut. Secara geologi, pulau Sulawesi
memiliki sejarah yang cukup kompleks, dimana Sulawesi merupakan pulau yang
terbentuk dari gabungan lempeng tektonik Asia dan Australia (Hall 1995).
Sehingga tipe fauna yang berada di Sulawesi merupakan fauna peralihan antara
benua Asia dan Australia.
Beberapa
contoh fauna peralihan yang terdapat di pulau Sulawesi antara lain Anoa,
Tarsius, Yaki (monyet hitam Sulawesi), Babirusa, dan burung Maleo. Semua hewan tersebut
merupakan kelompok hewan Vertebrata endemik. Lalu bagaimana dengan hewan
Invertebrata endemik Sulawesi? Misalnya saja hewan dari kelas Serangga (Insecta).
Tidak banyak serangga endemik Sulawesi yang diketahui oleh masyarakat umum.
Sulawesi ternyata memiliki spesies lebah tak bersengat (stingless bee) endemik Wallacetrigona
incisa yang habitatnya terbatas di wilayah pegunungan Sulawesi dengan
ketinggian di atas 800 mdpl (Rasmussen et
al. 2017). Pada tahun 2019, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) Raden Pramesa Narakusumo bekerja sama dengan ahli taksonomi kumbang Alexander
Riedel dari museum Natural History Karlsruhe, Jerman berhasil menemukan 103
spesies kumbang baru di Sulawesi yaitu kumbang dari genus Trigonopterus, famili Curculionidae (Riedel dan Narakusumo 2019).
Beberapa spesies Trigonopterus
hasil penemuan Riedel & Narakusumo (2019)
Sebelum
dilakukan penelitian tersebut, diketahui bahwa sejak tahun 1885 Sulawesi hanya
memiliki satu spesies Trigonopterus,
yaitu Trigonopterus fulvicornis.
Namun Riedel dan Narakusmo menyadari bahwa dengan posisi geografis yang unik,
Sulawesi berpotensi menyimpan banyak spesies baru yang belum dideskripsikan.
Dari hampir 4000 spesimen yang diamati karakter morfologi, genitalia (alat kelamin) jantan, dan urutan DNA-nya ternyata
ditemukan 103 spesies baru. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang cukup
fantastis untuk suatu penemuan spesies baru dari suatu lokasi. Yang tidak kalah
unik, beberapa nama spesies kumbang tersebut diberi nama dari beberapa tokoh
fiksi seperti T. asterix, T. obelix, dan T. idefix. Asterix, Obelix, dan Idefix merupakan tokoh fiksi dari
serial komik Perancis pada tahun 1960-an. Ada juga T. yoda yang diambil dari tokoh fiksi Yoda dari serial film Star
Wars. Salah satu nama Ilmuwan yang terkenal dengan teori evolusinya juga
diabadikan menjadi salah satu nama spesies kumbang ini, yaitu T. darwini.
Referensi:
Hall
R, Blundell D. 1995. Tectonic evolution of Southeast Asia. Geol. Soc. Spec.
Publ. 106: 153-184.
Myers N, R.A. Mittermeier, C.G. Mittermeier, G.A.B.d. Fonseca, J. Kent.
2000. Biodiversity hotspot for conservation priorities. Nature. 403: 853 – 858.
Rasmussen
C, Thomas JC, Engel MS. 2017. A new genus of eastern hemisphere stingless
bees (Hymenoptera: Apidae), with a key to the supraspecific groups of
Indomalayan and Australasian Meliponini. Am. Mus. Novit. 33(3888):
1-33.
Riedel A, Narakusumo RP.
2019. One hundred and three new species of Trigonopterus
weevils from Sulawesi. ZooKeys. 828: 1 – 153. https://doi.org/10.3897/zookeys.828.32200
Penulis:
Tiara Sayusti
Divisi Fauna Celebica
0 komentar