M. Fajri Ramadhan M. Saleh
Divisi
Flora Celebica
-----------
Eucalyptus deglupta atau
sering dikenal dengan Pohon Leda tumbuh secara alami di
Sulawesi, Maluku (Indonesia), Mindanao (Filipina),
Papua dan
Papua Nugini.
Pohonnya dapat tumbuh mencapai tinggi 60 m, memiliki batang besar
yang kelilingnya
dapat mencapai bentangan tangan 10 orang dewasa.
Pohon Leda dapat dikenali dengan ciri daunnya lonjong, sisi atas daun mengkilat dan sisi bawahnya kusam. Bunganya tidak terlalu indah dan jelas terlihat banyak benang sari putih. Bunga nan cantik khas suku Myrtaceae (jambu-jambuan), menampilkan kumpulan benang sari berwarna putih. Kulit batang
Pohon Leda dapat dikenali dengan ciri daunnya lonjong, sisi atas daun mengkilat dan sisi bawahnya kusam. Bunganya tidak terlalu indah dan jelas terlihat banyak benang sari putih. Bunga nan cantik khas suku Myrtaceae (jambu-jambuan), menampilkan kumpulan benang sari berwarna putih. Kulit batang
Pohon Leda dapat terlihat mengelupas yang tidak teratur, menunjukkan
bekas warna hijau. Seiring waktu,
itu akan berubah menjadi warna yang berbeda seperti ungu, abu-abu, oranye, merah
marun, dll sehingga terlihat corak variasi warna yang indah seperti pelangi (rainbow).
Di Sulawesi Tengah, Leda biasa ditemukan di sepanjang jalur pendakian Gunung Nokilalaki dan Gunung Lorekautimbu, sepanjang Sungai Sopu hingga Danau Kalimpa’a. Leda kini banyak menghiasi taman di Kota Palu (Sulawesi Tengah). Hal ini menunjukkan keberhasilan konservasi tumbuhan ini. Tidak hanya melindungi dan menjaga di habitat aslinya, namun juga membudidayakan hingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan (sustainable) - keindahan, pelindung.
Disisi lain, manfaat ‘pohon pelangi’ terungkap melalui kajian penelitian ilmiah. Isolasi Actinomycetes dari tanah di sekitar tempat tumbuh Eucalyptus deglupta berpotensi sebagai anti bakteri terhadap Staphylococcus aureus, MRSA, EPEC, dan Vibrio cholera. Metabolit sekunder yang dihasilkan dari tumbuhan ini seperti saponin, fenol, tanin, terpenoid, dll memiliki sifat pengendalian larva (larvasida) nyamuk. Selain itu, ekstraksi minyak atsiri Eucalyptus deglupta menunjukkan efek antioksidan dan antiinflamasi.
Keanekaragaman hayati khususnya tumbuhan khas Sulawesi memiliki potensi sebagai sumber bioeksplorasi saat ini dan yang akan datang. Tentunya melibatkan masyarakat adat sebagai sumber informasi awal (Emic) dan kemudian didukung oleh bukti-bukti ilmiah (Etika). Semoga Pohon Leda tetap memberikan warna pelangi di hutan Sulawesi.
Pustaka
Alwi M, Suharjono S, Ardyati T, & Subandi. 2020. Eksplorasi Actinomycetes sebagai kandidat antibakteri patogen yang resisten dari Rhizosfer tumbuhan Leda (Eucalyptus deglupta Blume.) di Taman Nasional Lore Lindu, Indonesia. Biocelebes, 14:3.
Insuan, O., Thongchuai, B., Chaiwongsa, R., Khamchun, S., & Insuan, W. 2021. Antioxidant and anti-inflammatory properties of essential oils from three Eucalyptus species. Chiang Mai University Journal of Natural Sciences.
Tam, O.E. 2017. Mosquito Larvicidal Activity of Eucalyptus deglupta Crude Extract and Analysis of its Bioactive Compounds.
0 komentar